Puisi : Sebuah Mimpi Tentang Bidadari, Cinta Tak Direstui

Kesendirian yang menyakitkan

Aku bukanlah aku
Saat aku menyadari sebuah kesendirian
Saat aku menyadari seberkas kekosongan
Saat aku mulai berani membiarkan egoku menang
Dan saat aku membisu oleh semua acuhan

Aku bukanlah aku
Mereka tak tahu jalan hidupku
Penuh dengan tantangan yang berliku
Mengharap seorang insan yang menemuiku
Memberikan sebuah kecupan indah di keningku
Dan tangan lembutnya meraih rapuhnya tubuhku

Aku adalah jiwaku
Jiwa yang ingin selalu mempelajari tentang cinta
Jiwa yang selalu dan selalu ingin tahu tentang sebuah rasa
Jiwa yang selalu mendamba seseorang atas raganya
Dan jiwa yang ingin bisa terbang bersama pujaan hatinya

Aku adalah hatiku
Semua yang ku mau itu hanya kamu
Sampai kapal ini tak lagi menemukan kemudinya
Berlari menjauh dari dermaga menuju pulau nan elok disana
Pulau kecil yang bernama cinta

Tapi aku tetaplah aku
Selalu berjalan tanpa diiringi bidadariku
Mencari sendiri sebuah jawaban atas tanya-tanyaku
Pembawa sebuah kebahagiaan dari bagian hidupku
Mengiringi sepotong hati yang menginginkanku
Terus dan terus berjalan mengikuti alur hati
Perlahan-lahan jalan berliku ini ku tempuhi
Hingga kutemukan sesosok yang kucari
Seorang bidadari dengan ketulusan hati


Dan kini aku akan menjadi bagian darinya, ketika aku mulai mengenal cinta , jalanku akan penuh dengan kebahagiaan serta indahnya hidup bersamanya. Namun dimanakah aku akan menemukan semua tentang rasa, bahagia dan kata-kata. 

Sekarang aku disini sendiri, tanpamu dan tanpa mereka. Sebuah garis di bibirku lah yang ingin selalu ku jaga, seperti hati ini menjaga raganya. 

*********

Cinta Tak Direstui


Saat hati berselimut kelam
Saat air mata kembali ku teteskan

Di hening malam
Sendirian dalam lamunan

Tak terasa
Delapan bulan sudah kita bersama

Dalam cinta
Ikrarkan janji saling setia

Namun tak seindah itu
Kabut hitam dan jalan yang berliku
Mencabik hati hingga merasa tak mampu

Bukan orang ketiga
Melainkan restu orangtua

Membuat kita
Tak bisa merajut bahagia

Cinta yang berdayung kebahagiaan
Masih mampukah dipertahankan?

Manis janji mengucapkan
Yang memisahkan hanyalah kematian

Dalam tangis ini
Dalam sujud ini
Ku pinta pada-Mu yang kuasa
Izinkan aku dan dia tetap bersama. 
Oleh: Supriyanto

'Impian hidup tidak perlu sempurna, cuma perlu dikerjakan.'

Posting Komentar

2 Komentar